Jumat, 13 Februari 2009

Perjalanan Muhibah ke Jakarta

Oleh Iqbal Kautsar

HMI Komisariat Fakultas Ekonomi UGM kembali melaksanakan agenda rutin tahunan, yaitu: Muhibah ke alumni-alumni HMI FE UGM. Agenda muhibah kali ini kembali mengambil tujuan ke Jakarta dan sekitarnya, sama seperti dua tahun yang lalu. Pelaksanaan muhibah berlangsung selama empat hari tanggal 29 Januari-1 Februari 2009. Agenda muhibah merupakan acara silaturahmi kunjungan yang dilaksanakan oleh komisariat dalam rangka mempererat ukhuwah antara pengurus dan anggota sekarang dengan para alumni. Agenda ini sekaligus dimaksudkan pula sebagai upaya penggalangan dana untuk melakukan kegiatan pengembangan komisariat Fakultas Ekonomi dan pendistribusian majalah MAKRO dan buletin Berkomis kepada alumni

Peserta muhibah ini awalnya berjumlah sebelas orang yang diberangkatkan dalam dua kloter. Namun, karena ada suatu hal akhirnya hanya tujuh orang yang diberangkatkan lewat satu kloter saja. Adapun pesertamuhipah adalah Roky (ketua HMI Komisariat FE 2008-2009), Randi, Lizam, Septian, Fanani, Adib dan Iqbal. Peserta menuju Jakarta pada Rabu sore, 28 Januari 2009 menggunakan moda transportasi kereta api. Perjalanan ini merupakan tantangan yang menarik karena di antara ketujuh peserta tidak ada yang mengerti seluk beluk kota Jakarta. Akan tetapi, adanya tekad yang kuat untuk bersilaturahmi dengan para alumni menjadikan tantangan tersebut tidaklah menjadi soal.

Tujuan yang pertama dituju di Jakarta adalah rumah Gunawan Sumodiningrat, dosen FEB UGM. Di sana peserta singgah sebentar sekaligus menyusun target dan strategi alumni yang akan dikunjungi hari pertama. Peserta sepakat akan dipecah menjadi dua kelompok agar dapat menjangkau lebih banyak alumni. Namun sebelum dipecah, seluruh peserta, kecuali Septian dan Fanani bersama-sama berkunjung ke kantor Anwar Zawawi (angkatan 1968) di kompleks GBK. Alhamdulillah kami berhasil menemui beliau dan dijamu dengan ramah. Pada pertemuan tersebut, banyak hal yang dibicarakan salah satunya terkait masalah reuni akbar yang dilaksanakan di Jogja beberapa bulan lalu. Pembicaraan yang seolah singkat ternyata berlangsung sekitar 2 jam.

Sesuai kesepakatan sebelumnya, peserta dibagi menjadi 2 tim. Tim pertama terdiri dari Randi, Lizam dan Iqbal, sedangkan tim kedua adalah Roky, Adib, Septian dan Fanani. Masing-masing tim kemudian berpisah sesuai dengan tujuannya. Pada hari pertama, tim pertama mengunjungi Helmi (angkatan 1995) di kantor LIPI dan Chandra Ismail (1966) sekaligus mantan direktur majalah INfobank di kediaman beliau. Topik yang diperbincangkan dari kedua alumni itu adalah kondisi komisariat saat ini. Tim kedua berkunjung ke kediaman Saeri Erfani di Bekasi timur.

Lelah di hari pertama pun terobati setelah tidur pulas semalam walaupun terpisah tempat penginapan. Hari kedua pun menjelang. Semangat baru harus dimunculkan kembali demi menyukseskan muhibah ini. Di hari kedua ini, masing-masing tim sudah memiliki target sendiri sebelum bertemu kembali ba’da shalat Jumat. Tim pertama menuju ke Universitas Paramadina untuk bertemu dengan Anies Baswedan (angkatan 1986) yang saat ini menjabat Rektor Universitas Paramadina.
Beliau, sebagai tokoh intelektual dunia, banyak memberikan wejangan dan nasihat yang berguna demi kelangsungan organisasi HMI sekarang dan di masa depan. Menurut beliau, HMI harusnya berubah dan melihat jauh ke depan dengan inovasi-inovasi baru agar tidak semakin mundur dan lemah. HMI dianggap selama ini terlalu membanggakan torehan masa lalunya tetapi tidak mengantisipasi apa yang terjadi 10-20 tahun kemudian. Harusnya HMI berbenah agar tidak kadaluarsa di era globalisasi. Yang menjadi saingan HMI di masa datang adalah para mahasiswa yang berstudi di luar negeri.

Muhibah tim pertama dilanjutkan ke Bright Indonesia dan bertemu dengan Nasyith Majidi (angkatan 1983) dan Awalil Rizky (angkatan 1984). Untuk tim kedua, muhibah hari kedua adalah berkunjung ke Soewarno (angkatan 1984) di Bappenas. Setelah ba’da Jumatan, sesuai perjanjian akhirnya kedua tim dapat bertemu kembali di tempat usaha Budi Yuwono (angkatan 1962). Dalam silaturahmi ini, banyak diceritakan pengalaman beliau tentang bagaimana HMI mampu tetap bertahan saat G30SPKI. Kemudian, agenda selanjutnya adalah bertemu dengan Bustom (angkatan 1995) di Blok M pada malam harinya. Agenda hari kedua berakhir dan seluruh peserta menginap bersama di kontrakkan Ayib, alumni komisariat kehutanan

Hari ketiga pun dimulai dengan kunjungan seluruh tim ke kediaman Rudjito (angkatan 1964). Ada beberapa hal yang dibahas di sana selain bertemu dengan alumni lain: Budi Yuwono, Masrukhin, dan Siti Chasanah. Alumni yang hadir di rumah Rudjito banyak bercerita tentang pengalaman masa lalu mereka. Selain itu, mereka menyampaikan keinginan agar HMI bisa bersatu kembali. Mengenai hal ini, teman-teman merespons dengan sikap positif yakni niat yang ingin bersatu.

Setelah dari rumah Rudjito, tim kemudian dipecah lagi menjadi dua dengan anggotanya tetap. Tim pertama pergi ke kediaman Abbas (angkatan 1979) di Jakagakarsa dan tim kedua melaju ke rumah Daru Asih (angkatan 1990).

* Tulisan ini telah diedit.

2 komentar:

  1. Sorry Iqbal, beberapa bagian dari tulisanmu, khususnya tentang "sejarah baru" saya edit karena ihwal itu masih dalam perbincangan internal organisasi. Belum layak untuk dipublikasikan.Ok

    Editor

    BalasHapus